Bergerak dengan tujuan melawan radikalisme yang berkembang pesat terutama di masa perkembangan ISIS tempo hari, lelaki unik ini harus menerima risiko dibenci banyak orang. Rumahnya bahkan didatangi beberapa orang untuk mempersekusi dirinya.
Tapi mengapa gaya dan diksi yang sering memancing kemarahan 'kubu sebelah' itu tetap dilakukannya? Ia membantah sebutan dirinya sebagai buzzer. "Buzzer itu gak jelas identitasnya. Saya jelas," katanya. Sampai kapan saling sindir menggunakan medsos ini berlangsung? Padahal pada beberapa bagian model saling sindir bahkan saling maki ini melukai ruang publik. Apa benar dia justru berteman dengan tokoh-tokoh kelompok yg disebutnya sebagai musuh?